Kesenian Tradisional Gunungkidul tersebar di berbagai wilayah kecamatan, desa, dan padukuhan. Beberapa kesenian tradisional selain dipertunjukkan dalam acara rasulan atau bersih desa juga menjadi atraksi wisata pada saat-saat tertentu seperti: Festival Kesenian Gunungkidul (FKG), penyambutan tamu, kirab atau pawai budaya, ajang seni dan budaya daerah hingga pameran atau promosi wisata di luar daerah.
Rasulan atau Bersih Desa adalah tradisi warisan nenek moyang yang diselenggarakan setahun sekali setelah panen tiba. Dilaksanakan doa bersama para warga dan pemuka agama di balai padukuhan dan balai desa sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen, kesuburan lahan pertanian, atau kecukupan akan air, dll (kecukupan pangan, sandang, dan papan). Berbagai kesenian tradisional khas wilayah masing-masing ditampilkan disertai kirab/pawai budaya dan arak-arakan gunungan. Dalam perkembangannya, acara ini masuk di kalender wisata Gunungkidul untuk melestarikan seni budaya lokal dan sarana menarik minat kunjungan wisatawan.
Beberapa kesenian tradisional yang dipakai sebagai atraksi wisata Kabupaten Gunungkidul, diantaranya:
Wayang Beber Gunungkidul
Wayang Beber merupakan salah satu dari 3 jenis wayang
di Kabupaten Gunungkidul berdasarkan cara pertunjukannya dan jenis
ceritanya selain wayang kulit dan wayang orang. Wayang orang dan wayang
beber saat ini cukup langka, satu-satunya kesenian Wayang Beber terdapat
di Padukuhan (Dusun) Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.
Wayang kulit dipertunjukkan malam hari setelah tradisi rasulan atau
bersih desa berlangsung dan kegiatan-kegiatan seni budaya lainnya.
Reog Gunungkidul
Reog atau sejenis jathilan topeng adalah salah satu
atraksi kesenian tradisional Gunungkidul, merupakan jenis kesenian
rakyat yang bermuara dari cerita Panji dan biasanya dimainkan oleh ± 10
orang, yang terdiri dari Bancak dan Doyok (di Gunungkidul lebih dikenal
dengan sebutan Penthul dan Tembem), prajurit Udeng Gilig, prajurit Kuda
Kepang, Penongsong dan para prajurit. Reog diiringi musik
kendang/dhodok, bendhe, kecrek, dan angklung.
Campursari Gunungkidul
Campursari merupakan jenis musik asli Gunungkidul.
Musik campursari diperkenalkan pertama kali oleh Manthous (Alm), seorang
penulis lagu dan penyanyi campursari dari kecamatan Playen dengan
grupnya yang terkenal yaitu CSGK "Maju Lancar". Campursari merupakan
campuran musik tradisional dan modern, gabungan tangga nada yang berbeda
antara pentatonis (karawitan) dan diatonis. Pada awalnya, instrumen
musik campursari sebagian besar berupa gamelan dengan alat pendukung
organ (keyboard). Namun karena perkembangan teknologi, nada-nada gamelan
ini bisa diganti dengan bantuan alat musik keyboard atau elektone.Lagu Campursari berjudul "Nyidamsari" karya Manthous, merupakan lagu pertama kali diperkenalkannya musik Campursari:
Manthous "Nyidamsari" by Heru Suseno (soundcloud[dot]com)
Tayub Gunungkidul
Tayub merupakan salah satu kesenian tradisional yang
menjadi ciri khas Kabupaten Gunungkidul. Tayub terdiri dari penari
wanita atau disebut ledek (tulisan Jawa: Ledhek) yang
menari diiringi musik gamelan untuk menghibur penonton dengan tarian dan
mengajak penonton untuk ikut menari. Tayub disajikan dalam
upacara-upacara adat dan Rasulan (Bersih Desa). Salah satu kesenian
Tayub yang masih dilestarikan terdapat di Desa Karangrejek, terkenal
dengan sebutan Ledhek Janggrung. Ledhek Janggrung terdiri dari 5 sampai 6
penabuh gamelan dan 1 orang janggrung (penari atau ledek ).
Gejog Lesung Gunungkidul
Gejog Lesung merupakan kesenian yang berawal dari
perilaku para ibu-ibu di desa yang dikerjakan selesai menumbuk padi,
kemudian bermain kothekan (membunyikan alat dengan memukul) menggunakan
penumbuk padi (alu), dibunyikan secara bergantian menurut ritme atau
irama tertentu hingga menimbulkan nada yang menarik. Perpaduan suara ini
kemudian disebut Gejog Lesung. Gejog berarti menumbuk atau memukul,
Lesung adalah wadah atau tempat menumbuk padi.
Rinding Gumbeng Gunungkidul
Rinding Gumbeng merupakan kesenian khas menarik di
obyek wisata Gunung Gambar, Kecamatan Ngawen. Kesenian Rinding Gumbeng
adalah alat musik yang terbuat dari bambu sederhana. Ada yang meniup
rinding dan memainkannya dengan menggerakkan tali yang menjadi bagian
alat ini, ada yang memukul gumbeng. Satu kelompok terdiri 8 orang atau
lebih memainkan alat tersebut mengiringi penyanyi menyajikan beberapa
lagu (langgam) Jawa.Wassalamualaikum W.W.
Sumber: Yagami.yu.tl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar